PRODUKSI GAS HYDROGEN DENGAN MENGGUNAKAN ALUMUNIUM FOIL DAN NaOH
Annisa Septiana1 , Noor
Syifa Inayah2) , Nur Azizah3 , Rakha Rafdila Aditya4
Program Studi Kimia Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jalan Ir. H. Juanda No.95, Ciputat
15412 Indonesia. Telp. (62-21) 7493606
Kimiaanorganikkel4.blogspot.com
Abstrak
Hidrogen adalah gas yang tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Hidrogen atau H2 mempunyai
kandungan energi per satuan berat tertinggi, dibandingkan dengan bahan bakar manapun.
Pada praktikum kali ini kami membuat gas
hidrogen murni yang berasal dari logam Alumunium yang direaksikan dengan
caustic soda (NaOH). Logam Alumunium dipilih karena rekasinya yang kuat serta
dalam waktu yang singkat menghasilkan
gas hidrogen jika direaksikan dengan basa kuat, diantaranya natrium hidroksida.
adanya
kendala dalam bahan baku hidrogen yang sangat terbatas di alam menyebabkan kita
manusia harus berpikir kembali bagaimana menciptakan gas hidrogen dalam jumlah
yang banyak dari bahan – bahan yang sudah ada sebelumnya baik dari alam maupun
proses sintesis kimia. Ditemukannya limbah alumunium yang dapat menjadi sumber
gas hidrogen apabila dicampurkan dengan basa atau asam menjadi salah satu cara
yang dapat diperhitungkan untuk memproduksi gas hidrogen dalam jumlah yang
cukup banyak. Selain itu ini merupakan cara yang terbaik dalam menanggulangi
masalah lingkungan terhadap limbah alumunium itu sendiri.
Pada pembuatan gas hidrogen ini dengan menggunakan
limbah alumunium foil, pembuatan gas hanya dengan melarutkan alumunium foil ke
dalam KOH
yang merupakan katalis penghasil gas H2, kemudian gas H2
yang dihasilkan harus ditampung,
Dari beberapa percobaan atau ekperimen yang
dipaparkan dapat di simpulkan yaitu Pada pembuatan alat penampung gas
hydrogen menggunalan penutup hitam dan selang, menghasilkan gas hydrogen yang
dapat dibuktikan pada bergeraknya kincir angin dan nyalanya lampu .
Keyword : hydrogen.
Alumunium foil, logam, gas
1.PENDAHULUAN
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai bahan-bahan yang memiliki kandungan
hydrogen seperti Air, Minyak Bumi, dan Bahkan Kotoran Manusia/Hewan. Praktikum
kali ini akan mencoba membuat gas hidrogen murni yang berasal dari logam
Alumunium yang direaksikan dengan caustic soda (NaOH). Logam Alumunium dipilih karena rekasinya
yang kuat serta dalam waktu yang singkat
menghasilkan gas hidrogen jika direaksikan dengan basa kuat, diantaranya
natrium hidroksida. adanya
kendala dalam bahan baku hidrogen yang sangat terbatas di alam menyebabkan kita
manusia harus berpikir kembali bagaimana menciptakan gas hidrogen dalam jumlah
yang banyak dari bahan – bahan yang sudah ada sebelumnya baik dari alam maupun
proses sintesis kimia. Ditemukannya limbah alumunium yang dapat menjadi sumber
gas hidrogen apabila dicampurkan dengan basa atau asam menjadi salah satu cara
yang dapat diperhitungkan untuk memproduksi gas hidrogen dalam jumlah yang
cukup banyak. Selain itu ini merupakan cara yang terbaik dalam menanggulangi
masalah lingkungan terhadap limbah alumunium itu sendiri. Kendaraan yang selama
ini menjadi sumber utama polusi akan mulai dapat teratasi dengan
dikembangkannya energi alternatif berbahan baku gas hidrogen dan oksigen ini.
bahkan di beberapa negara energi terbarukan ini telah diterapkan untuk
kendaraan pribadi ataupun truk. Jadi meskipun dari limbah kita tetap bisa
memproduksi gas hidrogen yang akan menjadi sangat penting di masa depan untuk
menghasilkan energi yang akan digunakan dalam segala aktifitas kehidupan
manusia.
Hydrogen adalah unsur tersederhana terdiri
dari satu proton dan satu elektron, dan paling melimpah di alam semesta. Di
bumi kemelimpahannya ketiga setelah oksigen dan silikon sekitar 1% massa semua
unsur di bumi. Sebagian besar hydrogen di bumi ada sebagai air. Karena kepolaraa
dapat berubah dengan mudah antara hidrida (H ), atom (H) dan proton (H+),
hydrogen juga membentuk berbagai senyawa dengan banyak unsur termasuk oksigen
dan karbon. Oleh karena itu, hydrogen sangat penting dalam kimia (Saito, 2008:
55).
Hidrogen adalah gas yang tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Hidrogen atau H2 mempunyai
kandungan energi per satuan berat tertinggi, dibandingkan dengan bahan bakar manapun.
Alumunium
Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al,
dan nomor atomnya 13. Aluminium ialah
logam paling berlimpah. Aluminium bukan merupakan jenis logam
berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif
makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api. Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik
menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan
bermacam-macam penampang. Tahan korosi. Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan
darinya digunakan dalam kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan
dalam bingkai jendela dan badan pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.
2. METODE
PENELITIAN
Praktikum
dilaksanakan selama bulan September 2014. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Kimia Pusat Lab Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Alat
dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Erlenmeyer 250 mL, selang, klep, alat fuel cell, dan beaker gelas
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan KOH 3M, aquadest, Alumunium foil sebanyak 1 gram.
Pembuatan
larutan NaOH dan Alumunium foil
Pembuatan
larutan NaOH
dengan cara melarutkan NaOH
berbentuk pellet . Untuk NaOh 3,75M dan 4,5 M, NaOH dilarutkan dengan aquadest
sebanyak 100
ml. Lalu potong kecil kecil alumunium foil sebanyak 1 gram
Pembuatan
GAS HYDROGEN
Disiapkan
2 buah Erlenmeyer 250 ml, lalu masukkan NaOH 3,75M dan 4,5M masukan alumunium
foil sebanyak 0,3 M ke , kemudian tutup atas Erlenmeyer dengan balon yang
berisi alumunium, dam amati apa yang terjadi
3.
Hasil dan Pembahasan
3.1
Hasil
Balon
|
Massa Al
|
Konsentrasi NaOH
|
Keliling
|
1
|
0,3
|
3,75
|
21
|
2
|
0,3
|
4,5
|
22
|
Balon
|
Massa Al
|
Konsentrasi NaOH
|
Keliling
|
1
|
0,6
|
4,5
|
31
|
2
|
1,2
|
4,5
|
40
|
Perhitungan
Balon 1 , Al 0,3 gram , NaOH 3,75 M , K = 21 cm
K = 2.
.r

21 cm = 2 x 3,14 x r
R = 21/6,28 = 3,344 cm
V = 4/3 .
. r3

= 4/3 x 3,14 x ( 3,344)3
= 4/3 x 3,14 x 37,39
= 156,54
Balon 2 , 0,3 gram , NaOH 4,5M
K = 2
.r

22
3.2
Pembahasan
Pada pembuatan gas hidrogen ini
dengan menggunakan limbah alumunium foil, pembuatan gas hanya dengan melarutkan
alumunium foil ke dalam KOH yang merupakan katalis
penghasil gas H2, kemudian gas H2 yang dihasilkan harus
ditampung, proses penampungan gas inii menggunakan penutup pada
erlenmeyer yang berwarna hitam yang pada lobang tengah nya di letakkan atau
disambungkan dengan selang dan pada selang tersebut di sambunkan ke alat fuel
cell , pada ssat disambungkan ke alat fuel cell, kipas angin berputar dan lampu
nyala redup.
Penggunaan penutup yang
berwarna hitam tersebut dapat
menjaga keadaan gas agar tetap konstant.
Gas
hidrogen yang telah tertampung di dalam balon lalu dikeluarkan dengan
menggunakan selang yang telah terhubung ke hydrogen storage yaitu suatu alat
penampang sederhana untuk menghasilkan tegangan listrik dari gas hydrogen. Gas hydrogen akan keluar secara
perlahan – lahan, Gas hidrogen dibantu dengan oksigen O2
menghasilkan energy sesuai dengan persamaan reaksi H2 + 1/2 O2
-à H2O dari gas hydrogen
yang dihasilkan dapat dilihat pada pergerakan kincir angin dan lampu yang dapat
menyala pada alat tersebut.
4.
Kesimpulan
Dari beberapa percobaan atau ekperimen yang
dipaparkan dapat di simpulkan yaitu Pada pembuatan alat penampung gas
hydrogen menggunalan penutup hitam dan selang, menghasilkan gas hydrogen yang
dapat dibuktikan pada bergeraknya kincir angin dan nyalanya lampu .
5.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. A., dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar,
UI-Press, Jakarta.
Sugiyarto, K. H., dan Suyanti, R.
D., 2010, Kimia Anorganik Dasar, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Hala, Y., 2010, Penuntun Praktikum
Kimia Anorganik, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Vogel. 2005. Buku Teks
Analisis Anorganik Kualitatif
Makro dan Semimikro Bagian , edisi ke Lima. Jakarta: PT. Kalman
Media Pustaka
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar